Register Login

TMII Keong Emas

Siang itu, terik matahari terasa sekali di kulit. Sinar surya seperti membakar tubuh. Salah satunya di lokasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Panasnya suasana tersebut menjadi alasan sebagian orang untuk beristirahat sejenak sambil melepas lelah. Mencari tempat yang sejuk dan nyaman menjadi pilihan tepat.

Bila perlu mereka rela memilih tempat di bawah pohon rindang seperti halnya lokasi pasar tiban. Selain terlihat adem, juga sepanjang bentanganjalan terdapat tempat duduk. Sebagian lainnya masih ada yang penasaran dan ingin terus mengelilingi TMII. Dan ada pula yang sengaja datang ke Teater Imax Keong Emas.

Bangunan berbentuk keong dengan warna kuning itu ternyata banyak peminatnya. Wisatawan yang datang ke lokasi tersebut sudah pasti ingin melihat dunia luar. Sebab tidak sedikit wisatawan yang belum mengetahuinya secara menyeluruh. Dapat dibilang Keong Emas ini menjadi salah satu alternatif untuk berkeliling Indonesia tanpa rasa lelah. Hanya dengan duduk manis sebagai pemirsa, wisatawan diajak untuk mengenal masing-masing budaya lokal daerah yang beragam di Indonesia.

Menarik bukan? Saya pun merasa tertantang untuk itu. Dengan ditemani rasa penasaran, saya memberanikan diri mengeluarkan sejumlah uang untuk film yang diputar pada 12:00 Wib tepat. Ya itulah Indonesia Indah 3. Sajian dalam teater tersebut membuat pengalaman sendiri. Kalau anjungan TMII kita disuguhkan panorama indah tentang adat istiadat masing-masing provinsi secara bentuk, menggunakan audio visual. Kita pun diajak melihat beberapa budaya yang ada di Indonesia.

Dan itu tersebar luas di masing-masing daerah. Tak susah payah untuk meluangkan banyak waktu. Semua tersaji baik dan indah. "Informasi yang diberikan untuk satu daerah secara mendalam, seperti budaya lokal, adat, upacara, baju adat, dan lain sebagainya. Walau itu adalah beberapa daerah saja," kata salah satu penjaga yang enggan disebut namanya. Dalam satu hari, Teater Imax Keong Emas menampilkan tiga kali pemutaran film dengan judul yang berbeda. Ketika saya berkunjung ke sana, film selanjutnya yang diputar adalah Arabia dilanjutkan dengan Africa The Serengeti. Kalau kedua film ini, memang menceritakan luar Indonesia. Namun, tak ada salahnya bila kita coba melihatnya. Untuk pengetahuan dan menjadi referensi dunia luar kita. Terlebih, kisah-kisah tersebut benar-benar menarik. Misalkan Arabia. Seperti yang tertuang dalam sinopsisnya, film Arabia menceritakan penjelajahan ke bagian dunia masa lalu.

Dan coba kita rasakan bagaimana bila itu terjadi di dunia modern seperti sekarang. Arabia membawa kita ke dalam satu perjalanan menuju kota Madain Saleh yang hilang untuk membuka tabir makam-makam purbakalanya, menyusuri karavan onta di jalur perniagaan, mengarungi badai pasir gurun dan menikmati pesona bawah laut dengan batu-batu karangnya dan sejarah kapal karam yang terdampar di bawah Laut Merah. Film ini menampilkan juga ritual ibadah haji-kerumunan manusia terbesar di atas bumi-dimana di setiap tahunnya tiga juta muslim datang ke tanah suci Mekah untuk menyatakan ketaatannya pada Islam. Lupakan apa yang kita lihat atau kita baca dari berita-berita.

Dari sini, Arabia justru akan menghadirkan pemahaman lebih baik tentang kebudayaan yang indah dan perjalanan hidup yang selama ini disalahartikan dan dirahasiakan oleh dunia barat. Waw menarik sekali. Jadi, jangan ada salah pengertian lagi tentang kehidupan di sana. Sementara Africa The Serengeti adalah film yang menceritakan perjalanan hewan-hewan dalam masa pencarian kehidupan guna memenuhi kebutuhannya. Banyak sekali tantangan yang menghadang dan ini harus dilawan.

Itulah yang ada dalam benak masing-masing hewan yang melakukan perjalanan jauh ini. The Serengeti sendiri adalah sebuah daerah padang rumput yang sangat luas di Tanzania, Afrika. Setiap tahunnya, pada saat musim kering kira-kira dua juta kumpulan binatang seperti Antilope berjalan ke utara untuk mencari makanan dan mencari pasangan sebelum kembali ke selatan, ketika tumbuhan-tumbuhan mulai berbunga kembali.



24 Mei 2011 - 15:14:03 WIB

Dibaca : 1885

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Gereja Katedral Jakarta Gereja Katedral Jakarta
Rabu, 14 September 2011
Setasiun Jatinegara Setasiun Jatinegara
Rabu, 01 Februari 2012
Cagar Budaya Rumah Si Pitung Cagar Budaya Rumah Si Pitung
Kamis, 05 Juli 2012

SHARE