Museum yang satu ini sudah sangat populer di telinga masyarakat kita, museum yang lebih dikenal dengan nama museum Fatahillah ini dulunya merupakan balai kota pada tahun 1700 an. Bangunan museum yang bergaya arsitektur klasik nampak anggun bila diamati dari luar. Koleksi-koleksi yang beradadalam museum ini menggambarkan sejarah panjang dari kota Jakarta itu sendiri dari mulai masa prasejarah sampai jaman penjajahan kolonial. Ikon dari tempat ini tentu saja adalah meriam yang sudah sangat tersohor namanya yakni meriam Si Jagur yang merupakan meriam yang berasal dari Portugis yang dibawa masuk ke Batavia.

Dilantai atas museum akan kita temui koleksi-koleksi furniture peninggalan Belanda yang terlihat masih sangat kokoh, ya maklum saja bahan bakunya adalah kayu jati yang sudah sangat terkenal sangat kuat kualitasnya, contoh furniture antara lain adalah pembatas ruangan yang cukup besar, lemari buku yang terlihat sangat kuno buatan tahun 1748, dan satu ruangan lengkap dengan furniturenya yang dulunya digunakan sebagai ruangan sidang dewan keadilan dengan nama Dewan Kota Praja.

Di atas ruangan bawah tanah ada sebuah plang peringatan pembangunan museum yang terbuat dari kayu, bagian ruangan ini menjadi salah satu tempat favorit bagi pengunjung untuk berfoto-foto. Sedangkan dilantai bawah terdapat beberapa ruangan yang dulu berfungsi sebagai penjara bawah tanah yang dilengkapi dengan bola-bola besi, dulunya tahanan akan dipakaikan dipergelangan kaki agar tidak dapat melarikan diri.

Pada bagian bawah tanah ini terasa aroma yang kurang sedap dan sedikit gelap ruangannya, ada rumor yang berkembang mengatakan bahwa ruangan bawah tanah ini cukup angker, percaya tidak percaya sih ya itu tergantung anda menyikapinya. Hanya sedikit rekomendasi apabila bepergian ke museum Fatahillah jangan lupa juga mengunjungi dua museum lainnya yang masih berada di dalam satu kawasan Kota Tua ini yakni Musem Wayang dan Museum Seni Rupa dan Keramik, dijamin dua museum ini tidak kalah bagusnya dengan Museum Fatahillah. (Roy)