Register Login
  1. Ritual Pasola Sumba Barat

    Ritual Pasola Sumba Barat Ritual Pasola Sumba Barat
  2. Ritual Pasola Sumba Barat

    Ritual Pasola Sumba Barat Ritual Pasola Sumba Barat
  3. Ritual Pasola Sumba Barat

    Ritual Pasola Sumba Barat Ritual Pasola Sumba Barat
  4. Ritual Pasola Sumba Barat

    Ritual Pasola Sumba Barat Ritual Pasola Sumba Barat

Ritual Pasola Sumba Barat

Ritual Pasola Sumba Barat Sumba tak kalah menarik,ketrampilan berkuda tanpa pelana merupakan tradisi luhur berabad-abad lamanya, hingga regenerasi terkini pun masih bisa terlihat kepiawaian mereka mengendalikan kuda. Bilapun sedang dipacu cepat pada saat ritual perang bergulir. Pasola bukanlah suatu peragaan kejantanan para lelaki Sumba Barat, melainkan bagian dari upacara puncak Festival Nyale yang diperingati setahunsekali.

Dimulai dari minggu atau ketiga setelah bulan purnamamuncul. Bulan Februari diadakan di wilayah Lamboya dan Kodi, Bulan Maret di wilayah Gaura danWanokaka.Wilayah tersebut merupakan sebuah tanah lapang yang luas. Peristiwa ini adalah ritual penghormatan kepada para awah leluhur(Marapu). Konon upacara ini diawali dari sebuah legenda rakyat. Seorang Raja Bulan memiliki anak gadis yang teramat cantik, PutriNyale.

Oleh sebab sang putri iba dengan penderitaan penduduk akibat gagal panen beserta lumbung padi yang kering. Kemudian ia mengorbankan diri dengan mencebur ke laut. Setelah kejadian itu Raja dan penduduk turut bersedih. Namun keberuntungan datang, panen pun berhasil. Sang putri ternyata berubah wujud menjadi cacing- cacingkecil yang mengunjungi penduduk setiap tahun sekali. Sehingga Jumlah cacing dipercaya menentukan hasil panen tahun itu. Rangkaian Pasola dimulai dengan upacara pembajakan sebuah benda padi keramat. Seperti upacara lainnya tak lepas dari darah. Satu malam pada saat sebelumnya le atau cacing diramalkan muncul di laut, Pemuda pemudi berkumpul di pantai tertentu.

Para pria bersiap saling tinju dengan kepalantangan mereka dibungkus dengan daun semak liar berduri. Darah harus mengalir sebagai persembahan terbaik untuk para Marapu. Dengan target pukulan adalah mata, cedera yang dapat membutakan agar mempercepat kemenangan. Keesokan harinya upacara beralih ke wilayah Sodan, desa dimana Rato atau pendekarnya tinggal. Ada jalur setapak yang tabu untuk dilewati, ada anjing yang dapat membuat korban menjadi gila bila digigitnya.

Para Rato terlihat memakai ikat kepala berkain merah berbentuk segitiga mengelilingi wajahnya. Menari serta memukul gendang dari kulit langka yang dipercaya sebagai kulit manusia yang telah meninggal. Seiring naiknya surya dua orang yang telah dipersiapkan memulai pertempuran di dekat pantai. Kemudian dialihkan ke padang Pasola yang sakral. Diubah pola menjadi dua Kabisu(dua kelompok ) yang masing beranggotakan 75-150 orang berkuda pada setiap sisi.

Lembing-Lembing berujung tumpul itu pun mulai berterbangan. Seorang pendekar berkuda selalu membawa 3-4 lembing, untuk mengulang serbuannya. Dahulu lembing-lembing tersebut setajam belati haruslah digelar sampai ada yang tertembus mati. Akan tetapi seiring kebijakan antar penduduk hal itu di ubah untuk menghindari upaya balas dendam tak berkesudahan. Pasola yang diyakini mereka bagi yang mati atau pun terluka adalah satu bentuk penebusan dosa pada arwah Marapu dan Putri Nyale.( Tunggul /* berbagaisumber*)




13 Maret 2012 - 11:34:18 WIB
Foto : Istimewa
Dibaca : 2167
  • Sumba Barat - Nusa Tenggara Timur
  • Maps

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Menikmati Pemandangan Nan Asri Menikmati Pemandangan Nan Asri
Selasa, 13 September 2011
Tugu Proklamasi Tugu Proklamasi
Rabu, 14 September 2011

SHARE