Konsep Kreatif Trotoar Di Jakarta Seringkali kita melihat penggunaan trotoar di Jakarta yang bukan pada fungsinya yakni, sebagai tempat berdagang ataupun tempat tukang ojek untuk mangkal untuk menunggu penumpang. Ada pula tren baru yang sedang berkembangadalah digunakannya trotoar oleh pengguna sepeda motor di kala kemacetan parah sedang terjadi, tengok saja di sepanjang trotoar depan Monas pada sore hari. Hal tersebut menimbulkan kecaman keras dari masyarakat yang menamakan diri Koalisi Pejalan Kaki yang cukup sering turun ke jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat untuk berkampanye. Mereka menuntut hak sebagai pejalan kaki di Ibukota dengan melakukan aksi memegang poster bertuliskan kampanye bahwa trotoar milik pejalan kaki. Pada hakikatnya trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Para pejalan kaki berada pada posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan. Ada banyak cara serta upaya kreatif untuk membuat fungsi trotoar menjadi lebih efektif. Contohnya saja trotoar yang berada di jalan Medan Merdeka Selatan ini. Trotoar unik ini dibuat cukup lebar kurang lebih 8 meter supaya para pejalan kaki dapat mempergunakan fungsi trotoar dengan baik. Di trotoar yang kurang lebih 100 meter panjangnya ini dihiasi oleh beberapa patung lengkap kursi untuk menunggu kendaraan. Uniknya beberapa patung tersebut berada di bagian tengah dan terkesan zig-zag. Hal tersebut tentunya membuat trotoar ini agak membuat sungkan para pengguna kendaraan roda dua untuk melintas di atasnya ketika macet menghadang. Tukang ojek pun merasa tidak enak untuk menaruh kendaraannya di atas trotoar, sehingga harus menaruhnya berbaris di bahu jalan. Pada sore hari pun lokasi ini juga banyak di gunakan sebagai tempat bersantai para pekerja yang berkantor di lokasi Medan Merdeka untuk melepas lelah sejenak mengobrol bersama kawan sebelum pulang ke rumah. (Roy)