Register Login

Puncak Gunung Gede 2958 MDPL

Puncak Gunung Gede 2958 MDPL Lewat tengah malam semakin banyak saja pendaki yang tiba di Desa Gunung Putri. Desa ini adalah salah satu pintu masuk Taman Nasional Gungung Gede Pangrango. Mereka datang dari tempat yang berbeda namun dengan tujuan yang sama yaitu menikmati keindahan alam yang sunyi untuk sejenak melepaskan diri dari hiruk-pikuk kota yang bising. Pintu masuk menuju puncak Gunung Gede ini bisa ditempuh denganangkot jurusan Pasar Cipanas-Pasir Kampung atau Pasar Cipanas-Gunung Puteri. Untuk bisa masuk di kawasan seluas 22.851,03 hektar yang ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1980 ini pendaki harus melakukan pendaftaran ulang (menunjukan kembali surat ijin pendakian atau SIMAKSI yang telah didapat sebelumnya di Kantor Balai Besar Taman Nasional Gungung Gede Pangrango di Cibodas) di pos pendakian Gunung Putri ini. Di pos ini para pendaki akan diterima oleh kelompok sukarelawan Gede Pangrango Operation atau sering disingkat GPO. Mereka adalah kelompok sukarelawan yang telah diberi otoritas pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango untuk membantu proses administrasi melalui pintu masuk pos pendakian Gunung Putri. Setelah pendaftaran ulang, para pendaki biasanya langsung melakukan pendakian malam itu juga. Tiga ratus meter dari pos pendakian terdapat aliran sungai kecil berair jernih. Pendaki disarankan mengisi perbekalan air di sini karena mata air selanjutnya berada di Alun-alun Suryakencana. Setelah menempuh 1 jam perjalanan dari pos pendakian atau jarak sekitar 1 km, pendaki akan tiba di Shelter Legok Leunca. Shelter ini dulunya adalah pos pendakian. Namun sekarang tidak dipakai lagi. Jalur pendakian menuju shelter ini adalah jalan perkebunan penduduk yang disambung dengan jalan berbentuk tangga yang tersusun dari batu-batu. Pada waktu berangkat, jalur ini tidak terasa berat, tetapi pada waktu pulang, jalur ini sangat terasa menyakiti kaki. Di ujung jalur, pendaki akan disambut sebuah gerbang terbuat dari semen yang menandai dimulainya jalur pendakian yang sebenarnya. Para pendaki biasanya menghabiskan malam di Shelter Legok Leunca ini. Mereka beristirahat untuk menunggu pagi. Ketika pagi datang mereka bangun untuk memasak sarapan sebagai sumber energi tubuh untuk melanjutkan pendakian menuju puncak. Selepas dari Legok Leunca jalur pendakian dimulai dengan tanjakan-tanjakan tanah. Kemiringan sekitar 10 hingga 30 derajat dengan hutan lebat di kiri kanan. Belum terlalu terjal, namun cukup menguras tenaga. Sekitar setengah jam perjalanan pendaki akan tiba di Shelter Buntut Lutung yang berada di ketinggian 2.220 meter di atas permukaan laut (mdpl). Perjalanan panjang menguras tenaga dimulai. Setelah Buntut Lutung karakter treknya bertambah berat dan panjang. Kemiringan menjadi sekitar 40 hingga 60 derajat. Jalur dibuat di sela-sela akar-akar pohon. Suasana jalur in cukup angker dengan vegetasi yang sangat lebat. Dibutuhkan waktu 2 hingga 3 jam untuk menyelesaikan jalur ini untuk menuju shelter bernama Lawang Seketeng (2.500 mdpl). Shelter selanjutnya yang harus ditempuh adalah Simpang Maleber (2.626 mdpl). Jalur menuju shelter ini sangat berat. Apalagi untuk pendaki pemula. Sudut kemiringan di atas 60 derajat. Sesekali ditemui sudut kemiringan yang hampir mencapai tegak lurus atau 90 derajat. Untung saja banyak akar-akar pohon yang dapat digunanakan segabai pegangan tangan untuk mengangkat tubuh yang semakin terasa berat karena tenaga yang mulai habis. Kandungan oksigen yang semakin menipis membuat napas semakin ngos-ngosan. Diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk menyelesaikan jalur ini. Simpang Maleber ini adalah shelter terakhir sebelum mencapai Alun-Alun Suryakencana. Masih menyisakan beberapa ratus meter trek terjal di jalur ini. Kondisi jalur cenderung sama dengan sebelumnya. Jalur yang menguras tenaga, nafas, sekaligus persediaan air minum. Sebagian besar jalur ini dilalui dengan merangkak dan memanjat melalui akar-akar di kanan kiri. Akhirnya perjuangan berat mendaki terlewatkan juga setelah bertemu dengan jalan setapak mendatar. Para pendaki menjuluki jalan datar ini sebagai 'bonus'. Jalur ini terus mendatar sejauh sekitar 150 meter yang berujung di Alun-alun Suryakencana. Jarak keseluruhan antara pos pendakian hingga Alun-alun Suryakencana ini adalah 6,9 km. Alun-alun Suryakencana adalah sebuah dataran di ketinggian 2.750 mdpl. Luas Alun-alun Suryakencana ini adalah 50 hektar. Vegetasi yang mendominasi adalah Edelweiss Jawa (anaphalis javanica) dan juga rerumputan yang termasuk ke dalam suku sub-alpin Grassland. Terdapat sebuah sungai kecil sebagai sumber air yang membelah bagian alun-alun barat. Saat malam, suhu di Alun-alun Suryakencana ini sekitar 6-8 derajat celcius. Dan menjelang pagi bisa mencapai 3 derajat celcius. Di alun-alun ini para pendaki biasanya membuka tenda untuk berisitrahat serta memasak perbekalan yang mereka bawa. Mereka biasanya akan melanjutkan pendakian menuju puncak Gunung Gede pada pukul 4 dini hari untuk dapat mengejar waktu matahari terbit atau sunrise. Untuk sampai ke puncak Gunung Gede dibutuhkan waktu tempuh selama 30 menit hingga 1 jam pendakian, dengan panjang lintasan 1,1 km. Jalurnya terjal, melewati vegetasi yang mulai terbuka membuat pendakian menjadi terasa sangat dingin. Hingga akhirnya semua rasa lelah dalam pandakian itu seakan hilang saat pendaki menjejakan kaki di ketinggian 2.958 mdpl. Bertepatan dengan itu, sebuah keindahan luar biasa terbit di ufuk timur dengan semburat cahaya jingga yang mendahuluinya. Puncak ini adalah salah satu tempat paling indah untuk menikmati terbitnya matahari. Itulah puncak Gunung Gede. (Eddy Purwanto)





16 Juli 2012 - 12:31:59 WIB

Dibaca : 1077

SHARE