Pada gelaran Jakarta Fashion & Food Festival yang berlangsung di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI), menampilkan duadesainer ternamanya yang mewakili dari dua daerah yang berbeda. Dua desainer tersebut mewakili APPMI dari daerah Sumatera Barat dan Yogyakarta.

Desainer yang mewakili APPMI Sumatera Barat adalah Fomalhaut Zamel dan Phillip Iswardono mewakili APPMI Yogyakarta. Pada rancangannya kali ini, Fomalhaut terinspirasi dari Dewi Aphrodite, Dewi cinta yang cantik, anggun dan feminine. Hal ini terlihat pada koleksinya dengan garis rancangan yang elegan, glamour dan feminine. Pada koleksinya ini, Fomalhaut menonjolkan sulaman khas Sumatera Barat, dengan siluet yang dipakai pada koleksinya kali ini adalah x-line dan mermaid. Bahan yang digunakan pada koleksi kali ini antara lain, tulle, lace, siffon silk, taffeta dan organza.

Detail-detail yang ditonjolkan Fomalhaut adalah aplikasi sulaman tusuk peniti, aplikasi sulaman suji cair.  Untuk memberikan kesan feminine pada koleksinya, Fomalhaut menggunakan warna natural seperti coklat kopi, coklat tanah, hijau vintage dan soft gold. Berbeda dengan Fomalhaut, Phillip Iswardono pada koleksinya kali ini terinspirasi dari “Dunia Klenik yang ada di masyarakat Jawa”.

Koleksi ‘ready-to-wear duluxe’ dari Phillip memiliki cirri khas yang kental pada asimetris dan tehnik lipat dengan pemakaian material Tenun Lurik. Dengan gaya sporty feminine pada koleksinya, Phillip menggunakan warna hitam yang selalu abadi dan identik dengan warna misteri. Bahan yang digunakan pada koleksinya kali ini seperti linen, wool dan tenun lurik. (Angga W/geDoor)