Register Login

Semarak Gebyar Pernikahan Indonesia 2016

Untuk keempat kalinya Parakrama Organizer kembali menghadirkan ratusan vendor pernikahan Indonesia dalam satu ajang pameran untuk memberikan inspirasi bagi calon pengantin yang akan melangsungkan pesta pernikahan dengan menggunakan tradisi pernikahan Indonesia. “Gebyar Pernikahan Indonesia” berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 29 – 31 Januari 2016 kemarin di Kartika Expo, Balai Kartini, Jakarta.

Gebyar Penikahan Indonesia (GPI) kali ini menghadirkan 130 vendor pernikahan tradisional terbaik di Indonesia. Mulai dari udangan, souvenir, catering, tata rias pengantin, perancang kebaya dan busana pengantin, venue/ballroom, dekorasi hingga paket bulan madu. Setiap vendor akan menyajikan karya dan layanannya yang terbaik, termasuk food testing oleh berbagai catering.

Pernikahan dengan cara tradisional memang tidak pernah surut peminatnya, terutama dikalangan anak muda sekarang yang ingin melangsunkan pernikahan dengan mempertahankan dan menjujung tinggi adat istiadat daerah masing-masing leluhurnya.

Tujuan utama penyelenggaraan event ini adalah untuk membantu dan memudahkan para calon pengantin dan orang tua dalam mendapatkan semua pernak pernik kebutuhan upacara adat pesta pernikahan hanya dengan datang ke satu tempat. Dalam GPI 2016 ini, Parakrama Organizer menargetkan lebih dari 17.000 pengunjung selama 3 hari penyelenggaraan, serta transaksi selama pameran mencapai Rp 30 Milyar.

Selain menghadirkan vendor-vendor pernikahan, GPI 2016 juga menghadirkan desainer muda yang terfokus pada baju kebaya dan busana pengantin, yaitu Dimas Singgih dan Renzi Lazuardi. Keduanya nerupakan desainer muda yang sedang naik daun di kalangan calon pengantin. Dimas Singgih menampilkan kebaya dengan inspirasi Jawa – Bali, kebaya bernuansa putih dengan sentuhan emas dan hitam disajikan oleh Dimas. Dimas mengangkat tema ‘Kasmaran’ pada kebaya rancangannya.

Berbeda dari Dimas, Renzi Lazuardi, menampilkan rancangan bertema Minang Modern. Renzi secara khusus mengankat tema ‘Daro’ yang diambil dari kalimat Anak Daro (pengantin perempuan). (Angga W/geDoor)



02 Februari 2016 - 10:04:42 WIB
Foto : Angga W.
Dibaca : 1875

SHARE