Register Login

Museum Satria Mandala

Apa sich yang Anda dan keluarga ketahui tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI)? Hampir mayoritas menjawab merupakan salah satu elemen penting negara dalam menjaga keamanan dan stabilitas di hadapan dunia internasional. Pentingnya TNI dalam menjaga keamanan bangsa, TNI dibagi dalam tiga angkatan bersenjata, yaitu angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara. Tiga angkatan tersebut memiliki tugas untuk menjaga keamanan yang meliputi wilayah masing-masing.

Bagi Anda yang belum mengetahui secara menyeluruh seputar TNI beserta berbagai perlengkapannya, kaliini saya akan mengajak ke Museum Satria Mandala di bilangan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Museum yang berada di bawah naungan Pusjarah TNI ini memiliki banyak koleksi yang bisa dijadikan pelajaran bagi siswa dan siswi yang memiliki keinginan mengetahui berbagai perlengkapan perang TNI. Kali pertama memasuki pelataran musem, setelah membeli tiket, saya pun disuguhkan beberapa kendaraan perang yang digunakan TNI.

Di antaranya, tank, rudal, pesawat tempur, antena radar, maupun meriam. Senjata-senjata tersebut setidaknya mempunyai sejarah dalam mengisi perjalanan bangsa. Misalnya, Radar Nysa B yang sejak 1959 digunakan untuk memperkuat sista angkatan udara, berfungsi sebagai radar peringatan dini dan radar pengendali serta penuntun penyergapan. Meriam 25 PDR/88 mm yang ditinggalkan oleh sekutu di Aceh pada perang dunia kedua. Pada 1946 digunakan untuk melawan tentara Belanda di Aceh Timur.

Pada 1962 menumpas DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat. Adapula Panser Rel yang digunakan untuk mengawal perjalanan kereta api Bandung ke Banjar maupun sebaliknya dari gangguan gerombolan DI/TII sejak 1955-1962. Panser ini dilengkapi dengan satu pucuk senapan mesin ringan. Tak berlama-lama di luar, saya pun memasuki ruangan dalam. Di sana, saya disuguhkan beberapa diorama peristiwa yang terjadi di tanah air. Seperti pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) setelah Indonesia merdeka dan pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Keduanya adalah perjuangan yang besar dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Saya pun terus berjalan hingga menemukan ruangan yang menjelaskan pahlawan besar. Di antaranya Kepala Staf Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo. Beliau meninggal dalam usia ke 55 di Yogyakarta pada 17 November 1948. Terpampang foto, senjata dan patung wajah beliau. Juga Jenderal Besar Soedirman. Panglima perang yang tergolong jenderal pertama dan termuda ini meninggal pada usia 34 tahun. Ketika usia masih 31 tahun itulah Soedirman telah menjadi jenderal.

Dan tetap bergerilya hingga ajal menjemput dikarenakan sakit tuberkulosis paru-paru yang parah. Selain terpampang berbagai foto, senjata, juga tandu yang digunakan oleh gerilyawan dalam mengusung Jenderal Soedirman. Di lokasi terpisah, terdapat pula koleksi dari Jenderal Besar Abdul Harris Nasution dan Jenderal Besar HM Soeharto. Beralih ke ruangan bawah, terdapat bermacam senjata yang digunakan di masa silam. Di antaranya senapan mauser 1889. berbagai jenis pistol, hingga senjata yang masih bersifat tradisional pada 1945 hingga 1949.

Senjata tradisional itu seperti bambu runcing, bom molotov, ranjau personil, granat gombyok, mata tombak, pedang buntung, pedang, dan mandau. Di museum inilah, koleksi-koleksi TNI angkatan darat, angkatan laut, maupun angkatan udara diperlihatkan. Supaya masyarakat Indonesia mengetahui dengan baik dan benar. (Firman)



15 Agustus 2011 - 15:29:17 WIB

Dibaca : 3112

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Museum Tanah Museum Tanah
Kamis, 22 Mei 2014
Museum Transportasi Umum (TMII) Museum Transportasi Umum (TMII)
Senin, 22 Agustus 2011
Museum Nasional (Perikanan) Museum Nasional (Perikanan)
Senin, 15 Agustus 2011
Museum Nasional (Budaya Nusantara) Museum Nasional (Budaya Nusantara)
Jumat, 12 Agustus 2011

SHARE