Register Login

Museum Nasional (Arca)

Sungguh menarik bila kita mengikuti dan mencermati berbagai peninggalan zaman lampau. Karena banyak yang kita ambil dan pelajari dari sana sebagai salah satu keragaman dan khazanah budaya di Indonesia. Hal ini seperti yang saya alami ketika memasuki Museum Nasional. Di dalamnya menyajikan berbagai arca yang ditemukan dari berbagai daerah beserta keterangannya.

Jelaslah sudah dan tak ada ruginya bila saya datang. Karena informasi yang diperoleh sangatlah bagus. Seperti yang saya temukan. Arca Siwa Kala. Dalam Agama Hindu, arca ini disebut sebagai pembinasa yang berasal dari Brebes dan Tegal, Jawa Tengah. Juga terdapat pula arca sosok laki-laki, yang diduga Chandra Dewa Bulan dari Brebes dan Tegal, Jawa Tengah. Atau arca Garuda yang dijadikan kendaraan bagi Dewa Wisnu. Arca ini berasal dari Purwokerto Jawa Tengah.

Adapula Durga Mahisasuramardini yang merupakan Sakti Dewa Siwa sebagai pembunuh raksasa berwujud kerbau dari Situs Dieng, Jawa Tengah. Selain itu ada juga arca ular naga yang hanya ada dalam dongeng. Saya belum puas sampai di situ. Keliling lokasi untuk menemukan arca lainnya pun dilakukan. Tak lama, saya menemukan Sarkofagus. Seperti yang disebutkan Sargofagus dalam bentuk batu di masa Megalitik adalah kubur batu. Pada umumnya, terdiri dari wadah dan tutup dengan memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Kubur batu ini merupakan salah satu bentuk dari bangunan di masa megalitik. Fungsinya sebagai wadah seseorang yang telah meninggal (mayat) pada waktu dikuburkan.

Penggunaan Sarkofagus hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang memiliki status sosial tinggi dalam masyarakat atau seseorang yang dituakan/dihormati. Dari hasil penelitian arkeologi pada situs penguburan di beberapa tempat, dijumpai ada Sarkofagus tanpa tutup dan dengan tutup. Biasanya Sarkofagus yang menggunakan tutup, sering dijumpai motif hias muka manusia (kedok). Motif ini dipercaya mengandung nilai magis, yaitu sebagai penolak bala. Seperti penemuan di Bali. Puas mengamati Sarkofagus, saya pun mendekati Menhir Batu di Nusa Tenggara Timur (NTT) pembuatannya pada masa Megalitik (zaman batu besar). Menhir sendiri sebutan batu panjang yang berdiri tegak.

Oleh masyarakat prasejarah di masa itu, Menhir dibuat sebagai batu peringatan yang erat kaitannya dengan pemujaan arwah nenek moyang (leluhur). Awalnya, Menhir hanya dibuat polos. Namun, dalam perkembangannya Menhir dibuat dengan berbagai variasi motif hias. Umumnya mengandung makna tertentu, biasanya berkaitan dengan nenek moyang dan lambang kebesaran. Motif hias itu antara lain, geometris, binatang, dan muka manusia (kedok). Menhir ini tampak dilengkapi dengan motif hias binatang kadal pada bagian depan dan belakang badan Menhir.

Di bagian depan Menhir, terdapat motif hias kadal tampak digaya (distilir) sehingga menyerupai muka manusia. Motif ini dianggap sebagai lambang nenek moyang dan dipercaya memiliki kekuatan magis untuk menolak bala. Di NTT, Menhir biasanya didirikan di depan kuburan seorang tetua, tokoh masyarakat, atau seseorang yang memiliki status sosial tinggi. (Firman) Museum Nasional (Gajah) Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12 Telepon (021) 3868 172 Fax (021) 344 7778 Buka Selasa hingga Jumat 09:00 Wib sampai 16:00 Wib dan Sabtu serta Minggu 09:00 Wib sampai 17:00 Wib Harga tiket: Dewasa Rp. 5.000,- Anak-anak Rp. 2.000,-



12 Agustus 2011 - 14:27:29 WIB

Dibaca : 1821

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Museum Reksa Artha Museum Reksa Artha
Rabu, 10 Agustus 2011
Gedung Arsip Nasional RI Gedung Arsip Nasional RI
Senin, 19 September 2011
Museum Minyak dan Gas Bumi Museum Minyak dan Gas Bumi
Kamis, 08 September 2011
Museum Basoeki Abdullah Museum Basoeki Abdullah
Selasa, 05 Juli 2011

SHARE