Film yang satu ini, belum tayang komersil di Indonesia tapi di dunia internasional ia sudah patut diacungkan jempol. Berbagai penghargaan sepanjang 2011 membuat siapa saja yang mendengarnya turut berbangga hati. Dunia perfilman Indonesia pun patut bangga akan dibuatnya The Raid. Diawali dari Festival Film International Toronto 2011 di Kanada, The Raid sebagai film pembuka dalam Midnight Madness pada 8 September 2011.

Selanjutnya, pada akhir festival yaitu 18 September, The Raid memenangkankategori The Cadillac People's Choice Midnight Madness Award. Penghargaan ini sebagai apresiasi film pilihan penonton dalam Midnight Madness TIFF dari 8 hingga 18 September. Sebelum festival Toronto, meski finishing film belum selesai, mereka sudah mengirimkan adegan-adegan The Raid ke Festival Cannes di Perancis dan hal itu membuat Sony Pictures tertarik. Kini, Screen Gems (anak perusahaan Sony Pictures) yang telah mendapatkan hak edarnya di Amerika Serikat sedang bernegoisasi untuk membuat ulang film (remake).

Hak distribusi film memang sudah didapatkan oleh Sony Pictures WorldWide Acquisition (SPWA). Namun, Evans tak mau menyutradarainya lagi. Tetap saja, The Raid menjadi film kebanggaan karena dibintangi oleh orang Indonesia dan dapat menarik perhatian Hollywood. The Raid, rencananya akan diputar di bioskop Amerikat Serikat dan 10 negara dunia, seperti Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, jepang, Australia, dan lainnya.

Film ini menceritakan tentang sebuah apartemen tempat bercongkolnya bandar narkoba di tengah komunitas kumuh Jakarta. Tama (Ray Sahetapi) sebagai pimpinan dari bandar narkoba memelihara para konsumen, preman-preman, tukang pukul untuk menjaga keutuhan dari bisnisnya. Sampai-sampai, para polisi dan birokrat pemerintah tak berani melawannya. Namun, tim SWAT yang dipimpin oleh Rama (Iko Uwais) mendobrak masuk ke dalam apartemen dan mencoba membuka semua kedok narkoba.

Perlawanan dari baku hantam hingga tembak-tembakan pun tak terelakkan. Setiap kali mencapai lantai atas, mereka menemui rintangan dan peperangan mematikan. Ditambah lagi, labirin dan lorong-lorong dari apartemen yang tak terduga. Satu per satu tim dari Rama berguguran. Rama pun harus berpikir bagaimana keluar dari apartemen tersebut dan menghabisi para bandar narkoba serta untuk menangkap mereka. Film laga ini mendapatkan pujian serta krtik dari kritikus film. James Rochi dari MSN Movies menyatakan The Raid menyamai Die Hard. "The Best Aristotellian-unity action film since Die Hard. Drew McWeeny dari Hit Fix dengan tanpa ragu memujinya nyaris sempurna. "A near perfect action movie." Iko Uwais juga sebagai tokoh utama dalam film "Merantau" dengan sutradara Gareth Evans, menggunakan seni bela diri tradisional Indonesia yaitu pencak silat. Memang sejak umur 10 tahun, ia sudah berlatih pencak silat dan mendapatkan banyak penghargaan.

Film ini pun unggul karena koreografi pencak silat yang dibuat sesempurna mungkin. Tidak ada fight cut, benar-benar fight bebas. Itulah salah satu pujian dari The Raid. Selain itu, music scoring film juga dilakukan oleh salah satu personil Linkin Park, Mike Shinoda. Penghargaan The Raid lainnya adalah sebagai Official Selection dalam SITGES 2011 di Spanyol. Bravo The Raid! Nah, bagi kalian yang penasaran bagaimana hebatnya film laga ini harus bersabar dulu yah. Karena rencananya film ini baru diputar komersil tahun depan. Tapi, jangan kecewa dahulu, film ini akan ditayangkan sebagai film penutup dari Indonesia International Fantastic Film Festival (iNAFFF) 2011 di Blitzmegaplex Grand Indonesia, pada 20 November 2011 nanti. Sekedar informasi The Raid di . Catat tanggalnya dan segera pesan tiket filmnya. (Agnes)

Jenis film : Action atau Laga
Tanggal rilis : Awal 2012
Produksi : PT. Merantau Films
Produser : Ario Sagantoro
Sutradara : Gareth Evans
Penulis Naskah : Gareth Evans
Pemain : Iko Uwais, Doni Alamsyah, Yayan Ruhian, Ray Sahetapy, Joe Taslim, Ananda George, Verdi Solaiman, Joe Taslim