Register Login
  1. Pegelaran Tari ‘Kulon’ Ini Dikoreograferi Oleh Siko Setyanto

    Pegelaran Tari ‘Kulon’ Ini Dikoreograferi Oleh Siko Setyanto Pegelaran Tari ‘Kulon’ Ini Dikoreograferi Oleh Siko Setyanto
  2. ‘Kulon’ Sendiri Memiliki Arti ‘Barat’ Dalam Bahasa Jawa Yang Juga Merupakan Kata Ganti Penyebutan Untuk Jakarta

    ‘Kulon’ Sendiri Memiliki Arti ‘Barat’ Dalam Bahasa Jawa Yang Juga Merupakan Kata Ganti Penyebutan Untuk Jakarta ‘Kulon’ Sendiri Memiliki Arti ‘Barat’ Dalam Bahasa Jawa Yang Juga Merupakan Kata Ganti Penyebutan Untuk Jakarta
  3. Gambaran Bilah-Bilah Kehidupan Kota Jakarta Yang Disusun Rapi, Jelas Dan Singkat Didukung Dengan Tata Lampu Dan Musik Sederhana

    Gambaran Bilah-Bilah Kehidupan Kota Jakarta Yang Disusun Rapi, Jelas Dan Singkat Didukung Dengan Tata Lampu Dan Musik Sederhana Gambaran Bilah-Bilah Kehidupan Kota Jakarta Yang Disusun Rapi, Jelas Dan Singkat Didukung Dengan Tata Lampu Dan Musik Sederhana
  4. Pagelaran Tari Ini Menceritakan Dinamika Kehidupan Masyarakat Urban Di Kota Jakarta

    Pagelaran Tari Ini Menceritakan Dinamika Kehidupan Masyarakat Urban Di Kota Jakarta Pagelaran Tari Ini Menceritakan Dinamika Kehidupan Masyarakat Urban Di Kota Jakarta
  5. Kedutaan Besar Kerajaan Belanda Menggelar Event Diberi Tajuk ‘Kulon’

    Kedutaan Besar Kerajaan Belanda Menggelar Event Diberi Tajuk ‘Kulon’ Kedutaan Besar Kerajaan Belanda Menggelar Event Diberi Tajuk ‘Kulon’

Tari ‘Kulon’, Refleksi Kehidupan Masyarakat Kota

Erasmus Huis kembali mengelar salah satu pagelaran budaya Indonesia selama 2 (dua) hari berturut-turut yakni pada tanggal 22 dan 23 November 2014 lalu. Di Auditorium KedutaanBesar Kerajaan Belanda tersebut yang diberi tajuk ‘Kulon’.
Pagelaran tari yang bercerita tentang dinamika kehidupan masyarakat urban di kota Jakarta. Petikan-petikan adegan fenomena kehidupan kota metropolitan sebagai tujuan ‘hijrah’ untuk mengadu nasib digambarkan dengan baik lewat tarian dan beberapa adegan theatrikal dari awal hingga akhir oleh Deswita Hermawan, Wied Sendjayani, Poppy Parisa, C. Vitho Febrison, Ismay Gardiana, Marich Prakoso dan Yosep Sadsuitubun.

Sebuah gambaran tentang bilah-bilah kehidupan kota Jakarta yang disusun rapi, jelas dan singkat didukung dengan tata lampu dan musik yang sederhana namun deskriptif dan tampilkan secara menyatu. ‘Kulon’ sendiri memiliki arti ‘Barat’ dalam bahasa Jawa yang juga merupakan kata ganti penyebutan untuk Jakarta.

Adalah Siko Setyanto yang mengkoreograferi pagelaran tari ‘Kulon’ ini, seorang koreografer berbakat yang diasah secara otodidak dengan menyerap ilmu dari beberapa koreografer dan pelatih tari hebat, sebut saja Adriaan Luteijn dari Introdans Belanda dan lin Hwai Min dari Cloud Gate Dance Theatre Taiwan selain Ibu Wied. Sudah dari usia 9 tahun hingga usia 25 tahun ia menjadi murid di Sanggar Maniratari (Sanggar milik Ibu Wied yang didirikan sejak tahun 1985 di kota Solo).

Ada pula nama-nama seperti Gerard Mosterd, Jurgen Otte, Glenn Van der Hoff (Belanda), Dorky Park (Jerman) yang juga menjadi influence dalam sepanjang karir menjadi penari dan koreografer. (Fakhruddin Abd/ geDoor) 




27 November 2014 - 12:15:59 WIB
Foto : Fakhruddin Abd/gedoor
Dibaca : 1999

SHARE