Lembur Kuring

Gurame Bakar Dan Nasi Tutuk Rengginang Lembur Kuring bisa dikatakan salah satu restoran yang cukup tua, meskipun cabang pertamanya bukan di Jakarta. Restoran yang memiliki ciri khas yang Sunda ini tercermin dari interior bangunan bergaya Jawa barat ini tergolong unik, ketika anda memasuki tempat ini terlihat agak mirip seperti mini galeri karena banyak barang-barang tradisional di dalamnya.

Mulai dari celengan ayam dari tanahliat, payung-payung kertas yang disusun berjajar rapi sampai kain batik yang digelar di atas langit-langit restoran. Menu andalan favorit dari Lembur Kuring adalah aneka ikan bakar, salah satunya ikan bakar Gurame Bumbu Cobek. Olahan gurame bakar dari tempat ini cukup istimewa karena gurame yang dibakar pas sekali tingkat kematangannya ditambah dengan jahe yang diris cukup besar, lalu ada tomat serta bawang merah yang menurut saya cukup unik yaitu digarang sehingga terlihat seperti ikut dibakar dengan ikan guramenya.

Sekalipun namanya ikan bakar, namun tidak seperti ikan bakar kebanyakan yang kering. Ikan bakar ala Lembur Kuring masih terdapat kuah di bawah ikan yang tidak terlalu pedas. Porsi dari ikan bakar gurame ini cukup untuk sekitar dua orang, dan paling pas dinikmati dengan Nasi Tutug Rangginang. Bagi penggemar kuliner Jawa Barat tentu sudah akrab dengan menu nasi ini, namun biasanya Nasi Tutug dicampur dengan oncom. Kalau di restoran ini Nasi Tutug dicampur dengan Rangginang, bagaimana unik kan? Nasi Tutug Rangginag adalah nasi yang disajikan dengan cara mencampur Rangginang yang telah dihancurkan lalu diaduk bersama nasi.

Nasi Tutug ini diberi tambahan beberapa bumbu rempah yang akan memperkuat rasa dari makanan ini. Selain dari menu tersebut ada pula nasi tumpeng Bi Bet, nasi tumpeng Bi Bet adalah jenis nasi tumpeng luar dalam. Kalau biasanya nasi tumpeng lauk pauknya berada di luar nah nasi tumpeng Bi Bet lauk pauknya juga berada di dalam nasi tersebut, dan nasi tumpengnya juga bukan jenis nasi kuning. Minuman yang ditawarkan oleh Lembur Kuring juga menarik ada tradisional sampai modern tersedia dalam dingin maupun hangat. Minuman dingin ada Es Cincau sementara untuk minuman hangatnya ada Bajigur dan Bandrek.

Untuk minuman khas Sunda pemakaian gula merahnya masih menggunakan gula merah yang didatangkan dari Sukabumi guna menjaga kualitas rasa asli dari minuman tersebut. Jam makan siang merupakan waktu puncak dari ramainya pengunjung yang datang mengisi waktu makan siang. Sedangkan waktu sore hari banyak juga pengunjung yang datang untuk sekedar bersantai bersama teman, rata-rata pengunjung lebih memilih makanan ringan atau camilan macam pisang goreng spesial, bubur sumsum atau uli bakar. (Roy)

20 Maret 2012 - 20:35:19 WIB
Foto : Roy / GeDoor.com
Dibaca : 2847