Fado & Silk Dance Performances By The Internationaal Danstheater
Bertempat di Erasmus Huis di Jl. H.R.
Rasuna Said Kav. S-3, Kuningan, Jakarta Selatan, Erasmuis Huis mengadakan pagelaran
Fado & Silk Dance Performances by the International Danstheater pada hari
Sabtu 26 April 2014lalu. Pada pertunjukan Fado ini, International Danstheater
menjadikan unsur-unsur budaya Portugis sebagai dasar bagi sebuah tari modern.
Pertunjukan tari Fado ini didasari oleh musik Portugis, Fado. Pada awal abad ke-19, lagu-lagu ini diperdengarkan di bar-bar kumuh di pelabuhan. Fado adalah sebuah ungkapan kesedihan dan kerinduan akan sesuatu yang telah hilang. Lagu-lagu ini menyuarakan keganjilan dari kehidupan yang tak menentu ini: perpisahan, kesedihan, kepercayaan, perselingkuhan, teriakan untuk kebebasan, tetapi juga harapan dan cintaterhadap sesama. Fado adalah sebuah produksi bersama antara Internationaal Danstheater dan Companhia Portuguesa de Bailado Contemporaneo (CPBC) dari Lissabon, Portugal. Bersama koreografer Vasco Wellenkamp, para penari menjadikan musik Fado sebagai tolak ukur bagi pendekatan ekspresif dari musik yang kuat ini.
Pertunjukan Fado ini dilengkapi dengan penampilan penyanyi Fado asal Portugal, Carla Pires dan pemain gitarnya secara langsung. Sedangkan pertunjukan SILK diambil dari dua cerita legenda dari daerah yang begitu menakjubkan di Timur Jauh dan memperlihatkan kekuatan perempuan-perempuan muda, yang memilih kecantikan dan kebebasan. Untuk meraih kebahagian, mereka menyelusuri suatu perjalananasing, sebuah misi melewati orang dan budaya asing. Dalam pertunjukan Silk, musik dan gerakan merupakan inti dari identitas seseorang. Kedua unsur ini merupakan sandi untuk memahami apa yang ingin disampaikan seseorang.
Sebelas penari dan aransemen yang indah dengan nada-nada dari timur dan nyanyian Goksel Yilmaz Ensemble mengajak publik dengan menahan napas dalam sebuah perjalanan dan menceritakan dua legenda tentang His Ling Shih dan Putri Sutra dan calon istri Raja Khotan. Pertunjukan tari Silk ini di koreografi oleh Jan Linkens dan aransemen musik oleh Goskel Yilmaz Ensemble. (Angga W/geDoor.com)
Pertunjukan tari Fado ini didasari oleh musik Portugis, Fado. Pada awal abad ke-19, lagu-lagu ini diperdengarkan di bar-bar kumuh di pelabuhan. Fado adalah sebuah ungkapan kesedihan dan kerinduan akan sesuatu yang telah hilang. Lagu-lagu ini menyuarakan keganjilan dari kehidupan yang tak menentu ini: perpisahan, kesedihan, kepercayaan, perselingkuhan, teriakan untuk kebebasan, tetapi juga harapan dan cintaterhadap sesama. Fado adalah sebuah produksi bersama antara Internationaal Danstheater dan Companhia Portuguesa de Bailado Contemporaneo (CPBC) dari Lissabon, Portugal. Bersama koreografer Vasco Wellenkamp, para penari menjadikan musik Fado sebagai tolak ukur bagi pendekatan ekspresif dari musik yang kuat ini.
Pertunjukan Fado ini dilengkapi dengan penampilan penyanyi Fado asal Portugal, Carla Pires dan pemain gitarnya secara langsung. Sedangkan pertunjukan SILK diambil dari dua cerita legenda dari daerah yang begitu menakjubkan di Timur Jauh dan memperlihatkan kekuatan perempuan-perempuan muda, yang memilih kecantikan dan kebebasan. Untuk meraih kebahagian, mereka menyelusuri suatu perjalananasing, sebuah misi melewati orang dan budaya asing. Dalam pertunjukan Silk, musik dan gerakan merupakan inti dari identitas seseorang. Kedua unsur ini merupakan sandi untuk memahami apa yang ingin disampaikan seseorang.
Sebelas penari dan aransemen yang indah dengan nada-nada dari timur dan nyanyian Goksel Yilmaz Ensemble mengajak publik dengan menahan napas dalam sebuah perjalanan dan menceritakan dua legenda tentang His Ling Shih dan Putri Sutra dan calon istri Raja Khotan. Pertunjukan tari Silk ini di koreografi oleh Jan Linkens dan aransemen musik oleh Goskel Yilmaz Ensemble. (Angga W/geDoor.com)
28 April 2014 - 18:07:08 WIB
Foto : Angga W/ Gedoor
Dibaca : 1962